Category Archives: Sitemap

HOTEL DAN PENGINAPAN

Standar

Setelah melewati hari yang melelahkan, dan untuk mempersiapkan esok hari. Menginap dan menikmati Kota Khatulistiwa ini tentu memberi banyak pilihan. Selain di rumah saudara atau ditempat kenalan, berbagai  jenis penginapan juga tersedia lengkap. Dari wisma, losmen, hotel melati hingga hotel berbintang. Berikut kami sediakan daftarnya untuk anda.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Jangan terlalu lama mempertimbangkannya, di jamin semua aman terkendali. Lalu’ kami tunggu anda di pendar cahaya yang menerangi kota Pontianak di saat malam. Sambil menikmati ruang publik di warung kopi, atau hunting bubur ayam, atau menyantap pisang goreng plus selai srikaya, cak kwe atau tempe mendoan yang berdiaspora di kota khatulistiwa ini. Jangan lupa siapkan kamera anda.

Hotel Grand Mahkota
Jl. Sidas No.8 telp : 0561-736022

Hotel Santika
Jl. Diponegoro No. 46   telp : 0561-733777

Hotel Kini
Jl. Nusa Indah IIIKomplek Nusa Indah
telp : 0561-732223

Orchadz Hotel
Jl. Gadjah Mada No.89

Hotel Mercure
Jl. Ahmad Yani N0.89  telp : 0561-577888

Hotel Merpati
Jalan  Imam Bonjol No. 111  telp : 0561-745481

Star Hotel
jl. Gadjah Mada No. 189  telp : 0561-740661

Hotel Kapuas Dharma
Jl. Imam Bonjol No. 89  telp : 0561-766669

Grand Kartika Hotel
Jl. Rahadi Osman No. 2  telp : 0561-734401
Hotel Garuda
Jl. Tanjungpura No. 40 telp : 0561-736890

Hotel Khatulistiwa
Jl. Diponegoro No. 56 telp :0561-736793

Hotel Sentral
Jl. HOS Tjokroaminoto No. 232  telp : 0561-737444
Hotel Kapuas
Jl. Gadjah Mada No. 889  telp : 0561-736122

Hotel Peony
Jl. Gadjah Mada No 80-86A   telp : 0561-732878

Hotel Arwana
Jl. Letjen Suprapto  telp : 0561-733618

Duta Inn
Jl. Teuku Umar Komp Pontianak mall blok AA51/52
telp: 0561-7005858

Hotel 2000
Jl. Gadjah Mada No 84  telp : 0561-735062

Hotel Gadjah Mada
jl. Gadjah Mada No. 177-183  telp : 0561-761397

Hotel Dangau
jl. Arteri supadio
Komp Warung Dangau  telp : 0561-725123

Hotel Queen
Jl. Gadjah Mada No.141-143  telp : 0561-767232

Hotel 95
Jl. Imam Bonjol No.95 telp : 0561-7959595

Hosanna Inn
jl. Pahlawan No.224/2     telp : 0561-735052

Hotel Orient
Jl. Tanjungpura No. 45  telp : 0561-731535, 732650

Ateng House Transit
Jl. Gadjah Mada No 210  telp : 0561-732683

Hotel Surya
Jl. Sidas 11-A  telp : 0561-734337, 761524
Wisma Nusantara
Jl. WR. Soeprapto No.14 telp : 0561-766188, 736181
Hotel Flamboyan
Jl. Tanjungpura/Gg. Hidayah  telp : 0561-734945

Guest House
jl. Meranti No. 31A telp :  0561-731783
Hotel Patria
Jl. HOS Tjokroaminoto No. 306
telp : 0561-736036

Hotel Melati
Jl. Merdeka   telp : 0561-739440
Hotel Rahayu
Jl. Merdeka No. 551   telp : 0561-736143, 73371

Hotel Berlian
Jl. Tanjungpura No.91  telp : 0561-732092

Hotel Muslim
Jl. Tanjungpura No.2A  telp : 0561-733461

Hotel Mini
Jl. KH. Wahid Hasyim    telp : 0561-730520

Pelangi Hotel
Jl. KH. Wahid Hasyim No. 277  telp : 0561-731477

Wisma Korpri
Jl. Veteran  telp : 0561-765677, 765678

Wisma Kartika Puri
Jl. A. Yani  telp : 0561-734070

Hotel Wijaya Kusuma
Jl. Kapten Marsan No. 51 telp : 0561-732547, 732769
Wisma Cendrawasih
Jl. Cendrawasih  telp : 0561-732815

Hotel Pondok Jaya
Jl. 28 Oktober  telp : 0561-884234

Hotel Benua Mas
Jl. 28 Oktober  telp : 0561-883210

Siantan Indah Hotel
Jl. Khatulistiwa  telp : 0561-883607, 883044

Agung Utama Hotel
Jl. Kom Yos Sudarso Komplek Terminal Nipah Kuning  telp : 0561-778178

Penginapan Leny Art
Jl. Pak Kasih No. 14  telp : 0561-734085    Tepat berada di depan pelabuhan Pontianak

Bagaimana ke Pontianak

Standar

Bagaimana ke Pontianak ?

Mungkin pertanyaan itu yang langsung terlintas saat anda berkeinginan ke Pontianak untuk pertama kalinya. Kota pontianak dari daerah-daerah di luar propinsi Kalimantan Barat dapat dicapai dengan moda transportasi laut dan udara. Dengan pintu gerbang Bandara Supadio, serta Pelabuhan Dwikora.

 

Bila menggunakan moda transportasi udara, jarak waktu tempuh Jakarta-Pontianak adalah kurang lebih 1 jam, Yogyakarta-Pontianak 1,45 menit, Malang-Pontianak 1,55 menit. Setiap harinya hampir semua maskapai penerbangan nasional melayani rute penerbangan Jakarta-Pontianak dengan frekwensi penerbangan dari pagi sampai sore. Beberapa melayani rute Yogyakarta-Pontianak, Malang-Pontianak.

Berkenaan dengan tarif, harga untuk rute menuju dan dari Pontianak sangat fluktuatif. Berkisar pada harga Rp 350.000,- sampai dapat mencapai Rp 1,5 juta. Seperti pada saat hari raya, tahun baru imlek, acara sembahyang kubur.

Dari bandara Supadio ke pusat kota Pontianak menempuh waktu sekitar 30 menit. Dengan melewati jalan Ahmad Yani II, atau juga dapat melewati jalan Sungai Raya, jalan Adi Sucipto. Bila melewati jalan Ahmad Yani II, yang merupakan jalan arteri menuju bandara Supadio masih sedikit terdapat rumah penduduk bila di banding dengan jalan Sungai Raya, jalan Adi Sucipto

Di bandara sendiri banyak terdapat taksi-taksi bandara dengan tarif sekitar lima puluh – tujuh puluh ribu per orang dan diantar sampai ketempat. Namun sedikit tips dan catatan, akan lebih baik jika sebelum naik dan menggunakannya, di negosiasikan kembali mengenai harganya, karena umumnya taksi di bandara ini tidak menggunakan argo.

Jika anda hendak menggunakan ojek sepeda motor. Anda dapat berjalan sedikit keluar areal bandara menuju pintu gerbang di jalan utama (sekitar 5 menit). Di lokasi ini banyak terdapat ojek yang siap mengantarkan dengan tarif Rp 20.000 – Rp 30.000. Atau jika anda hendak memilih dari bandara menggunakan angkutan umum dapat naik dari tempat ini juga, menggunakan angkutan umum berbentuk elf jurusan Soedarso-Sei Durian. Dengan tarif Rp 2 500. Sesampainya di terminal Soedarso lalu melanjutkan dengan naik angkutan kota (oplet) berwarna kuning untuk menuju pasar kapuas besar. Oplet berwarna putih untuk tujuan Pasar dahlia. Dengan tarif yang sama Rp 2 500. Dan jika anda membawa sepeda dalam perjalanan anda ini, maka anda dapat memilih dianatara dua rute diatas untuk menuju kawasan kota Pontianak. Jalannya hanya lurus ke arah Barat.

Sedangkan jika anda memilih transportasi laut jarak waktu tempuh dari Jakarta, Semarang, Surabaya sekitar 30-40 jam. Dilayani oleh Pelni seperti KMP Lawit, Bukit Raya, Egon. Serta kapal Motor Penumpang yang dikelola oleh Primavista seperti Mabuhay, Farina, Marisa. Dengan harga tiket berkisar Rp 250.000,- sampai Rp 300.000,- untuk ekonomi dan Rp 350.000,- Rp 450.000,- untuk bisnis.

Sesampainya di pelabuhan Dwikora, untuk menuju ke tempat penginapan atau wilyah-wilayah lain di sisi kota Pontianak tidak telalu jauh dan tidak memakan waktu lama.

Sedang dari kota-kota lain di Utara, atau Barat Kota Pontianak melalui terminal Batu Layang yang berjarak sekitar 30-45 menit dari pusat kota.

 

Dan kota-kota di sebelah selatan seperti ketapang. Melalui terminal melalui pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya berjarak sekitar 60 menit perjalanan..

Tradisi Barongsai dan Naga

Standar

Huang Kun Zhang, seorang guru besar Universitas Jinan menyebutkan, barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata upaya itu berjalan sukses hingga akhirnya tarian barongsai pun melegenda hingga kini. Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan.
Di Tiongkok kesenian barongsai dikenal dengan nama lungwu, namun khusus untuk menyebut tarian singa. Tarian naga disebut shiwu dalam bahasa Mandarin. Sebutan barongsai bukan berasal dari Cina. Kemungkinan kata barong diambil dari bahasa Melayu yang mirip dengan konsep kesenian barong Jawa, sedangkan kata sai bermakna singa dalam dialek Hokkian. Konon naga adalah binatang lambang kesuburan atau pembawa berkah.
Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala singa, bertaring serigala dan bertanduk menjangan. Tubuhnya panjang seperti ular dengan sisik ikan, tetapi memiliki cakar mirip elang. Sedangkan singa dalam masyarakat Cina merupakan simbol penolak bala. Maka tarian barongsai dianggap mendatangkan kebaikan, kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan.
Tarian barongsai dilengkapi replika naga (liong), singa dan qilin (binatang bertanduk). Tetapi tidak semua perkumpulan memainkannya. Kebanyakan hanya topeng singa saja. Alasannya tarian singa dianggap lebih mudah dan praktis dibawakan karena lokasi yang digunakan tidak perlu luas. Atraksi topeng singa hanya membutuhkan dua orang pemain. Seni bela diri menjadi kunci permainan ini sehingga banyak pemainnya berasal dari perguruan kungfu atau wushu. Gerakannya berciri akrobatik seperti salto, meloncat atau berguling. Tarian barongsai biasanya diiringi musik tambur, gong, dan simbal.

Tradisi Mercon, Kembang Api, dan Lampion Merah

Standar

Menurut legenda, pada zaman dahulu setiap akhir tahun muncul sejenis binatang buas Nian Show yang memangsa apa saja yang dijumpainya. Binatang ini muncul tepat pada saat menjelang tahun baru Imlek. Nian Show berarti tahun (Nian) binatang (Show) dan di dalam penanggalan Imlek dilambangkan dengan 12 jenis binatang yang dikenal dengan shio-shio Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, Babi, Tikus, Kerbau, Macan dan Kelinci. Untuk menjaga diri dari serangan Nian Show, menjelang tahun baru, semua pintu dan jendela di pemukiman penduduk ditutup rapat hingga hari maut itu berlalu. Masing-masing keluarga berkumpul di rumah. Setelah beberapa tahun ternyata Nian Show tidak lagi muncul pada tahun baru Imlek. Hal ini membuat kecemasan masyarakat hilang dan tahun baru dirayakan dengan leluasa. Sampai akhirnya pada suatu tahun makhluk ini kembali muncul dan membuat kekacauan. Beberapa rumah penduduk ternyata terhindar dari serangan. Konon hal ini dikarenakan Nian Show takut pada benda-benda yang berwarna merah, juga pada mercon. Sejak itu setiap akhir tahun masyarakat Tionghoa menggantung kain, lampion dan kertas merah di rumah-rumah dengan dilengkapi puisi-puisi indah dalam tulisan, serta memasang mercon dan kembang api untuk mengusir makhluk Nian Show yang berupa hawa jahat.

Tradisi Kue Keranjang

Standar

Salah satu kue khas perayaan tahun baru Imlek adalah kue keranjang. Menurut kepercayaan zaman dahulu, rakyat Tiongkok percaya bahwa anglo dalam dapur di setiap rumah didiami oleh Dewa Tungku, dewa yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga) untuk mengawasi setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari. Setiap tanggal 24 bulan 12 Imlek (enam hari sebelum pergantian tahun), Dewa Tungku akan pulang ke Surga untuk melaporkan tugasnya. Maka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi rakyat, timbullah gagasan untuk menyediakan hidangan yang menyenangkan Dewa Tungku. Seluruh warga kemudian menyediakan dodol manis yang disajikan dalam keranjang, disebut Kue Keranjang.
Kue Keranjang berbentuk bulat, mengandung makna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. Kue Keranjang disajikan di depan altar atau di dekat tempat sembahyang di rumah.

Tradisi Bunga Mei Hua

Standar

Di negeri Tiongkok dikenal terdapat 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Tahun baru Imlek datang bersamaan dengan musim semi, maka dulu dikenal dengan istilah Festival Musim Semi (Kuo Chun Ciek). Festival ini berlangsung sangat meriah dan pernah dijadikan agenda tahunan oleh pemerintah Cina.
Bunga Mei Hwa adalah pertanda datangnya musim semi. Itulah sebabnya terdapat tradisi di masyarakat Tionghoa, menggunakan bunga ini sebagai hiasan di rumah ketika Imlek tiba, sehingga terkesan suasana yang sejuk, nyaman dan indah. Tidak ada makna spiritual dalam kehadiran bunga Mei Hwa tersebut.

Tahun baru Imlek dan Cap Go Meh

Standar

_MG_4871Cap Go Meh adalah perayaan yang disellenggarakan oleh masyarakat etnis tionghoa dengan menampilkan barongsai/naga. Penyellenggaraan jatuh pada hari ke-15 setelah tahun baru imlek.
Dirayakan oleh masyarakat Kalimantan Barat dengan sangat meriah, terutama di kota Pontianak, Singkawang dan Sungai Pinyuh dimana banyak terdapat warga keturunan Tionghoa. Festival Naga dan Barongsai mendominasi pesta hiburan rakyat, digelar di jalan-jalan kota dan menjadi daya tarik wisata yang bernuansa berbeda.
Tradisi perayaan tahun baru Imlek telah diwariskan sejak ratusan tahun yang lalu. Dituliskan oleh DR. Kai Kuok Liang dalam buku Festival Tradisi Budaya Tionghoa, perayaan Imlek dimulai dari daratan Tiongkok. Imlek telah dirayakan pada pada masa Kaisar Huang Ti Yu, tetapi baru merata di masyarakat pada zaman pemerintahan kaisar Chin Che Huang (246 – 210 sM). Pada masa revolusi Xin-Hai, tanggal 10 Oktober 1911 yang dicetuskan DR. Sun Yat Sen, tahun baru Imlek diubah menjadi Festival Musim Semi (Kuo Chun Ciek). Festival ini ditetapkan pemerintah sebagai hari besar nasional yang dirayakan setiap tahun mengikuti tahun baru Masehi. Namun karena sudah lama memasyarakat, perayaan tahun baru Imlek tetap dilangsungkan, termasuk oleh kalangan masyarakat Tionghoa di kota Pontianak.
Saat tahun baru Imlek terdapat ungkapan Sin Cia Ju Ie dan Gong Xi Fa Chai. Sin Cia Ju Ie berarti keluarga baru yang sehat, sentosa dan mulus sesuai rencana . Sedangkan Gong Xi Fa Chai adalah ucapan salam bahagia agar makmur bersama

Pasar / Warung Juadah

Standar

Pasar  Juadah ini menyediakan dan menjual berbagai jenis makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Umumnya adalah jenis makanan dan minuman tradisional yang pada hari-hari biasa di luar bulan ramadhan akan sangat sulit ditemui. Biasanya pasar/warung juadah mulai dibuka ba’da ashar atau 1-2 jam menjelang berbuka puasa. Umumnya sekarang warung juadah banyak ditemukan di hampir sepanjang jalan-jalan, namunada beberapa lokasi yang menjadi sengaja di buat dan di konsentrasikan sebagai pasar juadah, seperti di lapangan alun-alun kapuas, pasar kemuning, bundaran untan, dan dibeberapa tempat lainnya.

ALOE VERA CENTER

Standar

Aloe vera adalah tumbuhan atau tanaman yang sudah digunakan berabad-abad untuk berbagai macam tujuan. Sejak 4.000 tahun yang lalu, Aloe Vera telah dikenal khasiatnya karena di dalam daunnya mengandung berbacam macam nutrisi. Aloe vera sebenarnya berasal dari kepulauan Canari, Afrika Utara. Di Kota Pontianak, Aloe vera dikenal dengan sebutan Lidah Buaya. Pada tahun 1990, Lidah Buaya mulai dibudidayakan. Aloe Vera Centre didirikan pada tahun 2002. Berada di jalan Kebangkitan Nasional.
Di kawasan ini dapat dilihat bagaimana Aloe vera dibuat menjadi tepung dan berbagai jenis makanan seperti dodol, minuman dan berbagai jenis sajian lainnya. Nutrisi yang terkandung pada Aloe vera dapat digunakan sebagai pencegah berbagai macam penyakit, menjaga kebugaran seksual, perawat kulit dan kosmetik. Berbagai macam makanan dan minuman hasil olahan Aloe vera banyak tersedia di toko-toko dan pusat perbelanjaan di Kota Pontianak. Di lokasi Aloe vera centre ini terdapat juga Orchid Centre, yaitu pusat pembudidayaan berbagai macam jenis anggrek, termasuk anggrek hitam, species anggrek khas Kalimantan yang kini sudah mulai langka.